DownloadPENGARUH PEMBERIAN PAKAN KOTORAN AYAM IRADIASITERHADAP PERTUMBUHAN. upaya untuk mengurangi biaya pakan dapat menggunakan bahan pakan alternatif sebagai pengganti bahan pakan konvensional. Yudhitstira, S. 2013. Pengaruh Penggunaan Daun Apu-Apu (Pistia stratiotes) Hasil Fermentasi Aspergillus niger dalam
Untukmemproduksi bibit bagi satu hektar kebun yang berisi 25000 - 40000 tanaman, kemungkinan dibutuhkan sekitar 1 - 2 kg benih. 3.1.3. Teknik Penyemaian Benih Lahan untuk pembibitan dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas dari hama dan penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik atau atap jerami padi.
Pakanadalah faktor penting yang tidak bisa ditinggalkan dalam beternak ayam karena dapat memengaruhi tingkat produksinya. Selain itu, pakan yang bergizi atau bernutrisi tepat akan membuat ayam gemuk, sehat, dan kuat. Lantas, apa saja jenis pakan wajib untuk ayamyang harus kita berikan? Sebenarnya, ada banyak varian pakan ayam bisa Anda
Sementaraayam petelur diharapkan bisa mencapai 300 ribu per pekan.Saat ini, pangsa pasar SP tercatar sebesar 7% untuk peternakan ayam berusia sehari (DOC) dan 7% untuk pasar pakan ternak. Sementara itu, pada 2007 SP behasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun dan laba bersih Rp 27,5 miliar.
Pemberianpakan sayuran dan vor ayam. rating 5(3). Ayam Kalkun - OLX Ayam kalkun betina sudah bertelur cocok untuk ternak Jual Cepat 1 Ayam Kalkun Bronze Jantan + 2 Ayam . ayam kalkun jantan Bourbon red, Rp500. Increase Vram
Makananayam pedaging olahan industri yang bagus untuk pakan ayam ulu meliputi Voer 511 Bravo, pakan ayam BR1 Wonokoyo, dan Hi Provite pedaging. Semua pakan olahan itu ampuh untuk merangsang pertumbuhan ayam agar lebih cepat. Soal harga, pakan olahan memang lebih mahal dari pakan alami atau pur curah agen sabung ayam terbaik.
Dalamkesempatan itu, Mentan Syahrul juga menyampaikan bantuan berupa 69 ton benih jagung untuk areal 7 ribu hektar, benih padi untuk 71 ribu hektar sawah, Power Trasher 5 unit, Hand Traktor roda empat 3 unit, roda dua 19 unit, paket Asuransi Untuk Ternak Sapi/ Kerbau 1,076 ekor, Pompa air 13 unit, Cultivator 7 unit, Corn Sheller 5 unit, bantuan ayam 800
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level pemberian tepung apu-apu (Pistia stratiotes) terhadap performance dan nilai ekonomi ayam kampung super. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap 5 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter dalam penelitian ini yaitu pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, dan konversi pakan.
8RGq. Unduh PDF Unduh PDF Membuat pakan ayam sendiri adalah cara yang bagus untuk menghemat uang dan mempelajari apa sebenarnya yang dimakan oleh ayam peliharaan Anda. Jika ingin membuat pakan organik, gunakan bahan-bahan organik saat membuat pakan tersebut. Anda juga bisa mencoba resep pakan khusus untuk ayam petelur atau ayam pedaging. Kedua resep tersebut kaya akan protein dan nutrisi yang baik bagi ayam-ayam Anda. Bahan 49 kg butiran jagung utuh 19 kg kedelai 13 kg makanan ikan 14 kg dedak jagung 6 kg bubuk kapur Menghasilkan 100 kg pakan ayam 110 kg pecahan jagung 68 kg kedelai panggang giling 11 kg gandum utuk yang sudah diproses rolled oats 11 kg bubuk alfalfa kasar 11 kg ikan atau tulang bubuk 4,5 kg aragonit bubuk kalsium 6,8 kg penyeimbang nutrisi khusus unggas Menghasilkan 230 kg pakan ayam 1 Masukkan semua bahan ke dalam sebuah wadah. Campurkan 49 kg butiran jagung utuh, 19 kg kedelai, 13 kg makanan ikan, 14 kg dedak jagung, dan 6 kg bubuk kapur ke dalam wadah besar. Resep ini dapat menghasilkan 100 kg pakan ayam. Jadi, Anda harus menyiapkan ember atau tong yang besar untuk memasukkan dan mencampurkan semua bahan tersebut.[1] Gunakan bahan-bahan organik jika ingin membuat pakan ayam organik. Belilah bahan-bahan tersebut dari toko bahan makanan curah atau toko khusus perlengkapan beternak. 2 Aduk semua bahan sampai bercampur sempurna. Aduk campuran pakan tersebut dengan sekop sampai semua bahannya tersebar rata di dalam wadah yang Anda pakai. Hal ini akan memastikan ayam mendapat nutrisi yang cukup dari beragam bahan yang berbeda saat diberi makan.[2] Pastikan Anda mengaduk bahan yang ada di dasar wadah. Hal ini bisa memakan waktu cukup lama jika Anda menggunakan semua bahan sekaligus. Aduklah pakan di dalam wadah besar selama 2-3 menit. Jika Anda membuat pakan dalam jumlah besar, gunakanlah sekop untuk mengaduknya. 3 Berikan 0,13 kg pakan per hari untuk tiap ayam. Kalikan jumlah tersebut dengan jumlah ayam yang Anda punya. Sebagai contoh, 6 ayam x 0,13 kg = 0,78 kg total pakan. Letakkan makanan tersebut di dalam wadah makanan ayam atau tebarkan di depan ayam-ayam Anda. Jika Anda menggunakan wadah pakan ayam, cukup masukkan pakan tersebut ke lubang di bagian atas dan biarkan jatuh ke dalam tempat makan ayam. Anda bisa membeli benda ini di toko perlengkapan beternak atau membuatnya sendiri. 4 Simpan pakan ayam di tempat yang dingin dan kering, maksimal selama 6 bulan. Garasi atau lumbung adalah tempat ideal menyimpan pakan ayam. Periksa pakan untuk memastikan tidak ada tikus, serangga, dan lumut yang masuk ke dalamnya. Jika pakan terkontaminasi, sebaiknya buang saja.[3] Jika Anda tidak memiliki lumbung untuk menyimpan pakan, tutup wadah yang dipakai, lalu jauhkan dari sinar matahari. Iklan 1 Campurkan pecahan jagung dan kedelai panggang giling ke dalam sebuah wadah. Siapkan 110 kg pecahan jagung dan 68 kg kedelai panggang giling, lalu masukkan ke satu wadah besar, seperti tong atau wadah makanan. Aduk semua bahan menggunakan sekop sampai tercampur rata.[4] Pilihlah wadah berpenutup. Hal ini akan memudahkan Anda menyimpan pakan. Jika Anda tidak memiliki wadah yang cukup besar, bagi bahan-bahan di atas menjadi dua. Pakan ini baik untuk ayam pedaging karena mengandung banyak protein yang bisa membantunya tumbuh besar. Gunakan bahan-bahan organik jika ingin membuat pakan organik. 2 Masukkan gandum utuh yang sudah diproses, bubuk alfalfa kasar, dan bubuk ikan atau tulang. Siapkan 11 kg gandum utuk yang sudah diproses rolled oats, 11 kg bubuk alfalfa kasar, dan 11 kg bubuk ikan atau tulang, lalu masukkan ke dalam campuran tadi. Aduk bersama pecahan jagung dan kedelai sampai semua bahan tercampur rata di dalam wadah.[5] Anda bisa membeli bahan-bahan tersebut di toko perlengkapan beternak atau toko bahan makanan curah. 3 Masukkan aragonit dan penyeimbang nutrisi khusus unggas ke dalam wadah. Siapkan 4,5 kg aragonit bubuk kalsium dan 6,8 kg pakan penyeimbang nutrisi khusus unggas. Campurkan kedua bahan tersebut sampai rata. Penyeimbang nutrisi adalah bahan tambahan yang penting karena berfungsi memastikan ayam mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh besar dengan cepat.[6] Jika kedua bahan ini tidak tersedia di toko perlengkapan beternak terdekat, carilah secara daring atau minta rekomendasi dari dokter hewan langganan Anda. Aragonit adalah mineral yang ada di dalam batu kapur dan merupakan sumber kalsium yang baik. 4 Berikan 0,25 kg pakan untuk tiap ayam setiap hari. Kalikan angka tersebut dengan jumlah ayam di kandang. Letakkan pakan ke dalam wadah makanan ayam atau tebarkan di tanah satu kali sehari. Berikan 1,25 kg pakan untuk 5 ekor ayam. Sangat penting untuk membatasi pemberian jumlah pakan ini ke ayam pedaging agar tidak menyebabkan serangan jantung. Meskipun demikian, hal ini jarang terjadi karena ayam biasanya tidak makan melebihi kebutuhannya. 5 Simpan pakan ayam di dalam wadah tertutup, maksimal selama 6 bulan. Pasang penutup wadah yang dipakai menyimpan pakan, lalu letakkan di tempat yang teduh dan kering, seperti garasi atau lumbung. Cara ini akan membuat pakan lebih awet dan mencegahnya terkontaminasi serangga.[7] Jika ada tikus atau serangga yang masuk ke dalam pakan, sebaiknya buang saja dan buat pakan baru. Iklan Secara umum, semua pakan ayam membutuhkan komponen dasar berikut ini protein, asam amino, vitamin, enzim, dan serat. Pakan kemasan biasanya tinggi akan kalsium, sementara pakan khusus ayam pedaging mengandung lebih banyak protein. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
PEMANFAATAN TEPUNG DAUN APU-APU Pistia stratiotes DALAM RANSUM BASAL TERHADAP ORGAN PENCERNAAN AYAM RAS PEDAGINGPEMANFAATAN TEPUNG DAUN APU-APU Pistia stratiotes DALAM RANSUM BASAL TERHADAP ORGAN PENCERNAAN AYAM RAS PEDAGINGWater lettuce meal Pistia stratiotes is the weed that has potential as animal feed due to it contain high crude protein and energy metabolism. The aims of this study wasto determine the weight and length of digestive organs including proventriculus, ventriculus, small intestine in broiler chicken given of water lettuce meal WLM in ratios. The research design of this study was a completely randomized design CRD with five treatments and four replications. The treatments consisted of T0 commercial feed without WLM, T1 ration with 0% WLM, T2 ration with 5% WLM, T3 ration with 10% WLM and T4 ration with 15% WLM. The experimental animal used were broiler DOC until the age of 35 days old were kept in 20 cages and each cage consisted of 3 broiler chickens. The parameters measured were proventriculusweight, ventriculus weight, small intestine weight and length of the small intestine. The results showed that there was no significant effects among treatments on all parameters. ...
Apu-apu merupakan salah satu tanaman air yang mempunyai potensi untuk dijadikan campuran pakan pada ransum ayam. Apu-apu mengandung serat, nilai nutrient, dan produksi biomassa bahan kering yang cukup tinggi sebesar 16,1 ton BK/ha/tahun Reddy dan Debusk, 1985. Penggunaan apu-apu dapat meningkatkan serat dan menurunkan energi metabolis ransum. Kandungan serat ransum yang tinggi ini mampu menurunkan lemak sebesar 25g dalam 100g pada daging ayam kampung Cahyono, 2001. Selain itu, apu-apu mengandung senyawa kimia penting yaitu flavonoid yang dikenal sebagai anti kolestrol Depkes, 2009. 7 Pakan Fermentasi Pakan merupakan bahan hasil dari pertanian, perikanan, peternakan dan industri yang mengandung nutrisi dan masih layak dipergunakan sebagai pakan ternak, baik yang sudah diolah maupun yang belum diolah. Bahan pakan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pakan tambahan, pakan penguat dan pakan hijauan Sudarmono dan Sugeng, 2008. Pakan hijauan merupakan pakan yang berasal dari hijauan dalam betuk daun – daunan yang biasanya disebut makanan kasar, hijauan dapat diberikan dalam dua macam bentuk yaitu hijauan segar dan kering. Pakan hijauan umumnya mengandung kadar serat kasar yang relatif tinggi, sehingga tidak dapat diberikan langsung pada ternak unggas karena mempunyai nilai kecernaan yang rendah Nasution, 1986. Gulma air seperti eceng gondok Eichcornia crassipes, duckweed Lemnaceae, kiambang Salvinia molesta, Azollamicrophylla, dan Apu-apu Pistia stratiotes L merupakan pakan hijauan yang berpotensi sebagai pakan unggas, karena kandungan proteinnya yang relatif tinggi Rusoff et al.,1980; Rahmawati dkk., 2002; Agung dkk., 2007; Laterme et al., 2009. Kiambang juga berpotensi sebagai pakan ternak dengan kandungan nutrisi seperti lemak kasar 6,19%, energi kkal/kg, protein kasar 16,64% serta mengandung asam amino esensial serta mineral seperti Ca, K, Mg, dan P Agung dkk., 2007; Laterme et al., 2009. Namun demikian, seperti hijauan lainnya gulma air juga mempunyai kendala dalam pemanfaatannya karena kandungan serat kasar yang relatif tinggi, sehingga belum dapat diberikan secara maksimal dalam ransum unggas. Untuk itu 8 perlu dilakukannya upaya dalam menurunkan serat kasar serta meningkatkan nilai nutrisi pada limbah dibutuhkan suatu proses yang dapat meliputi proses fisik, biologis, dan kimiawi antara lain teknologi fermentasi Pasaribu, 2007. Melalui aplikasi bioteknologi baik melalui suplementasi, fermentasi maupun penambahan probiotik yang dapat mengurangi efek negatif dari limbah gulma tanaman pada bahan pakan Bidura, 2006. Fermentasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas nutrisi. Pada proses fermentasi terjadi reaksi dimana senyawa kompleks diubah menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim dari mikroorganisme serta dapat mensistensis beberapa vitamin yang kompleks antara lain ribovlavin, vitamin B12 dan vitamin A. Hidayati, 2011. Menurut Widayanti 1996 fermentasi adalah suatu proses yang dilakukan mikroorganisme terhadap suatu subserat secara aerob dan anaerob untuk menghasilkan asam organik. Pada proses fermentasi faktor-faktor yang harus diperhatikan agar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang baik adalah suhu, pH, air dan oksigen Fardiaz, 1987. Binosil Ada berbagai mikroorganisme dapat digunakan dalam proses fermentasi untuk meningkatkan kualitas nutrisi gulma air sebagai bahan pakan unggas. Mangisah dkk, 2006 melaporkan, pemberian eceng gondok yang difermentasi menggunakan Aspergillus niger hingga 5% dalam ransum ayam broiler menghasilkan kecernaan yang menyamai pakan komersil sebagai pakan kontrol. Peningkatan nutrisi gulma air pada daun eceng gondok fermentasi diduga karena kemampuan Aspergillus niger dalam menghasilkan enzim amilase, selulase dan 9 amilo glukosidase yang mampu mendegradasikan selulosa dan hemiselulosa menjadi gula sederhana dan meningkatkan kandungan protein serta menurunkan serat kasar Judoamidjojo dkk., 1989. Setiyatwan 2007 juga melaporkan terjadinya peningkatan kandungan protein kasar sebesar 4,83% dan penurunan kandungan serat kasar sebesar 76,15% pada duckweed yang difermentasi menggunakan inokulum Trichoderma harzianum sebanyak 3x107 spora/100 gram substrat dengan lama pemeraman 24 jam. Zaman dkk. 2013 mengemukakan bahwa pemberian kiambang yang difermentasi menggunakan ragi tempe hingga 50% dalam ransum dapat meningkatkan biomassa ayam pedaging serta memperbaiki nilai konversi pakan. Salah satu produk inokulum produksi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI adalah binosil yang merupakan mikroorganisme campuran yang hampir sama dengan EM4 yang bermanfat dalam proses fermentasi karena mampu membantu meningkatkan efesiensi kecernaan suatu bahan pakan. Binosil merupakan bakteri yang dihasilkan dari bahan alami yang didalamnya terdapat berbagai jenis bakteri BAL yaitu Lactobacillus collinoides, Lactobacillus Delbreclei, Pedicoccus, Enterococcus, Leuconostoc, Yeast dan Fungi. Bakteri asam lakat adalah bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang dapat menghasilkaan asam amino, asam nukleat dan zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya serta berfungsi untuk mengikat LIPI, 2015. Hasil penelitian Rahmi 2015 melaporkan bahwa proses silase jagung putih yang difermentasi dengan binosil dan EM4 selama 21 hari menunjukan penurunan kandungan serat kasar 17,76% dan meningkatkan kandungan protein kasar 8,66%, serta mencapai pH 3,6. 10 Ayam Broiler Gordon dan Charles 2002, menyatakan bahwa ayam broiler adalah ayam hibrida modern yang berjenis kelamin jantan dan betina yang dikembangbiakkan oleh perusahaan pembibitan khusus. Kata broiler berasal dari kata kerja ”to broil” sate yang sering disama artikan dengan makna bahasa Inggris Amerika yaitu ”to grill” memanggang. Ensminger 1992, menyatakan bahwa ayam ras pedaging adalah ayam muda yang berumur 6-9 minggu dengan jenis kelamin yang berbaur dalam pemeliharaannya. Ciri-ciri ayam ras pedaging mempunyai tekstur kulit dan daging daging yang lembut, serta tulang dada merupakan tulang rawan yang fleksibel. Persyaratan mutu bibit ayam ras pedaging atau DOC menurut SNI 2005, yaitu berat DOC per ekor minimal 37 g dengan kondisi fisik sehat, kaki normal, dapat berdiri tegak, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ditemukan kelainan bentuk dan cacat fisik, sekitar pusar dan dubur kering. Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur dan kondisi bulu kering dan berkembang serta jaminan kematian DOC maksimal 2%. Untuk mewujudkan kemampuan genetik ayam broiler diperlukan pemeliharan, pencegahan penyakit dan pemberian ransum yang baik maka NRC 1994, membuat patokan kebutuhan nutrisi bagi ayam broiler. Kebutuhan protein untuk umur 0-3 minggu, 3-6 minggu dan 6-8 minggu masing-masing 23%, 20% dan 18% pada tingkat EMP 3200 kkal/kg NRC, 1994. Agustina 1995, menyatakan bahwa kandungan protein 22,51% dan energi sebesar kkal menghasilkan pertambahan bobot badan, konsumsi, dan konversi yang paling nutrisi ayam broiler periode srater dan 11 Starter Finisher 1. Kadarair % Maks. 14,0 Maks. 14,0 2. Protein kasar % Min. 19,0 Min. 18,0 3. Lemak kasar % Maks. 7,4 Maks. 8,0 4. Serat kasar % Maks. 6,0 Maks. 6,0 5. Abu % Maks. 8,0 Maks. 8,0 6. Kalsium Ca % 0,90 – 1,20 0,90 – 1,20 7. FosforP total % 0,60 – 1,00 0,60 – 1,00 8. Energi Termetabolis EM Kkal/Kg Min. 2900 Min. 2900 finisher sesuai Badan Standar Nasional Indonesia BSNI No 01-3931-2006 dapat dilihat pada Tabel Tabel Kebutuhan nutrisi ayam pedaging periode starter dan finisher Periode Pemeliharaan NO Parameter Satuan Sumber BSNI No 01-3931-2006 Neto et al. 2000 menyatakan bahwa dengan pemberian energi sebesar kkal dan protein 24% sangat nyata memberikan pertambahan bobot badan dan konversi ransum yang paling baik pada umur 0-21 hari. Temim et al. 1999 berpendapat bahwa dengan peningkatan pemberian kadar protein dari 20 sampai 25% dapat memperbaiki pertumbuhan dan efisiensi ransum pada umur 4-6 minggu. Hal ini erat kaitannya dengan efisiensi ransum karena semakin dewasa ayam maka nilai efisiensi ransum akan semakin besar. Situasi ini terjadi karena ayam yang semakin berat akan makan lebih banyak ransum untuk menjaga ukuran berat badan, maka dari itu penggunan protein sebesar 80% untuk menjaga berat badannya yang besar dan 20% untuk pertumbuhan sehingga efisiensi ransumnya menjadi kurrang baik Leeson, 2000 12 Saluran Pencernaan dan Organ Dalam Ayam Broiler Zainal 2007 menyatakan saluran pencernaan merupakan organ penting yang memiliki fungsi untuk mengubah bahan makanan menjadi hasil berupa daging maupun telur yang memiliki nilai tinggi dan bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Gillespie 2004 menyatakan bahwa sistem pencernaan unggas berbeda dengan sistem pencernaan hewan lainnya. Saluran pencernaan pada ayam pedaging terdiri dari mulut, kerongkongan esophagus, tembolok crop, proventikulus, rampela, usus halus small instentine, usus buntu sekum, usus besar large instentine, kloaka dan anus North and Bell, 1990. Menurut North and Bell 1990, pada dasarnya alat-alat pencernaan berguna dalam membantu proses pemasukan, penyimpanan, pencernaan maupun pembuangan bahan-bahan yang tidak berguna lagi bagi tubuh. Frandson 1992 menyatakan fungsi dari saluran pencernaan adalah untuk menyiapkan makanan supaya zat-zat makan yang terkandung dalam ransum dapat diserap oleh dinding usus dan kemudian masuk kedalam sirkulasi darah. North and Bell 1990 menyatakan proses pencernaan makanan pada unggas dimulai dari esophagus yang kemudian langsung disalurkan menuju tembolok, di dalam tembolok pakan akan mendapatkan sekreta mokus yang berfungsi untuk menghaluskan pakan. Pakan yang sudah dihaluskan akan digiring menuju lambung kelenjer Proventikulus, disini pakan akan disimpan sementara dan bercampur dengan enzim pepsin dan amilase yang dihasilkan organ tersebut. Pakan yang sudah melewati lambung kelenjer akan bergerak menuju lambung otot yang merupakan organ yang memiliki otot yang kuat, dan disinilah pakan akan dihancurkan. Pakan yang telah halus akan dikirim menuju usus halus, sekum, usus 13 besar, dan berakhir di kloaka. Waktu yang dibutuhkan seekor unggas untuk mencerna pakan dalam saluran pencernaan hanya membutuhkan 8-12 jam Scanes et al., 2004. Pemormans saluran pencernaan dipengaruhi oleh kesehatan usus, lingkungan, sekresi endogenous dan aditif Gauthier, 2002. Partikel-partikel yang besar secara mekanik akan diperkecil dengan tujuan saluran pencernaan berikutnya. Untuk memudahkan proses pencernaan mekanis maupun enzimatis dalam mempersiapkan ransum ternak banyak dilakukan dengan menggiling bahan-bahan ransum tersebut Parakkasi, 1990. Amrullah 2004 menyatakan bentuk paruh pada unggas disesuaikan dengan bentuk makanannya, di mulut terjadadi proses pencernaan enzimatis dengan bantuan enzim saliva dalam jumlah sedikit. Yuanta 2004 menyatakan mulut menghasilkan saliva yang mengandung amilase dan maltase saliva, produksi saliva 7-30 ml/hari tergantung pada jenis pakan, selanjunya makanan akan diteruskan ke esophagus, esophagus membentang disepanjang leher dan thorax, kemudian berakhir di proventikulus, esophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi melicinkan pada menuju crop tembolok merupakan kantong tempat penyimpanan makan sementara Crompton, 1999 kemudian makanan dilanjutkan ke proventikulus, pada proventikulus terdapat enzim pepsin yang berguna membantu pencernaan protein dan hydrochloric acid yang disekresi oleh glandular cell, sekresi enzim bekerja dan mengalir ke ventriculus Muljowati, 1999. Menurut Pond et al. 1995, bahwa ventriculus berfungsi menggiling atau memecah partikel makanan supaya ukurannya menjadi lebih kecil. Penggilingan makanan akan lebih cepat dengan adanya bahan abrasive seperti grit krikil, batu dan pasir yang masuk melalui mulut North and Bell, 14 1990 selanjutnya makanan diteruskan ke usus halus duodenum, jejenum, ileum. Menurut Pond et al. 1995 bahwa pH usus halus cenderung asam, namun mampu mencerna protein, karena dibantu oleh enzim-enzim proteolitik. Akoso 1993 menambahkan bahwa usus halus berfungsi sebagai penggerak aliran ransum dalam usus dan tempat penyerapan sari makan, di mana dinding duodenum akan mensekresikan enzim yang mampu meningkatkan pH zat makanan yang masuk, sehingga kelarutan dan penyerapan di jejenum dan ileum akan lebih meningkat, selain itu, duodenum merupakan pusat terjadinya liposisis dalam tubuh, sedangkan jejenum merupakan tempat penyerapan zat makanan terbesar, ileum merupakan tempat pertumbuhan bakteri saluran pencernaan. Sistematis saluran pencernaan pada ayam broiler dapat dilihat Gambar Gambar Sistem saluran pencernaan pada Ayam Pedaging Rasyaf, 1992 Proventrikulus Proventrikulus merupakan suatu pelebaran dari esophagus sebelum berhubungan dengan gizzard Suprijatna dkk., 2005. Proventrikulus berukuran lebih kecil, jauh lebih tebal dibandingkan dengan eshopagus, serta tempat terjadinya pencernaan enzimatis Amrullah, 2004. Menurut Scanes et al. 2004, 15 di dalam proventrikulus terjadi sekresi cairan lambung, asam seperti HCI dan mucus. Ensminger 1992 menyatakan proventrikulus berfungsi untuk memecah, mensekresikan cairan lambung yaitu pepsin dan asam hidroklorida. Pepsin berfungsi untuk memecah molekul protein sedangkan asam hidroklorida berfungsi untuk merubah susasana lambung dari basa menjadi asam. Makanan yasng masuk kedalam proventrikulus akan dicerna secara cepat dan terbatas. Piliang dan Djojosoebagio 2006 menyatakan bahwa kondisi pH yang ideal untuk aktiviras sekresi cairan lambung adalah 0,91 asam. Menurut Kirkpinar et al. 2011, persentase bobot proventrikulus ayam broiler umur enam minggu adalah sekitar 0,37% dari bobot hidup. Menurut Usman 2010, bobot proventrikulus mencapai 0,45% dari bobot hidup Yaman 2010 menyatakan berat proventrikulus berkisar 7,5-10 g. Ventrikulus Ventrikulus gizzard disebut juga lambung otot merupakan organ yang terpenting dalam sistem pencernaan unggas yang terletak antara proventrikulus dengan usus halus North and Bell, 1990. Amrullah 2004 menyatakan pencernaan mekanik pada unggas tidak terjadi didalam mulut melainkan organ yang berperan penting dalam pencernaan mekanik pada unggas adalah ventrikulus. Ventrikulus berisi bahan-bahan yang mudah terkikis seperti pasir, karang, dan kerikil. Partikel makanan yang berukuran besar akan dipecah menjadi partikel-partikel yang sangat kecil sehingga dapat masuk kedalam saluran pencernaan Bell dan Weaver, 2002. 16 Menurut Pond et al. 1995, Ventrikulus berfungsi sebagai pengganti peran gigi yaitu menggiling atau memecah partikel makananagar ukurannya menjadi lebih kecil. Penggilingan makanan akan lebih mudah dan cepat dengan adanya bahan abrasif seperti pasir dan batu kecil grit yang masuk melalui mulut Nort dan Bell, 1990. Grit dalam ventrikulus berfungsi untuk mengoptimalkan pencernaan makanan yang ada didalam karena dapat meningkatkan motilitas makanan, aktivitas menggiling makanan dan meningkatkan kecernaan ransum Sturkie, 1976. Ukuran ventrikulus mudah berubah tergantung makanan yang di makan unggas tersebut Amrullah, 2003. Pryliana 1984 menyatakan bahwa bobot ventrikulus di pengaruhi oleh kadar serat kasar banyak serat kasar yang di kosumsi, maka aktivitas ventrikulus juga akan semakin tinggi, sehingga bobot ventrikulus juga akan semakin besar. Putnam 1991 menyatakan bahwa bobot ventrikulus berkisar dari 1,6-2,3% dari bobot hidup. Brake et al. 1993, menambahkan bahwa pada umur lima minggu bobot ventrikulus ayam betina sekitar 2% dan pada ayam jantan sekitar 1,8% dari bobot badan. Hasil penelitian Mustaqim 2006 menghasilkan bobot ventrikulus ayam pedaging umur 35 hari dengan persentase sebesar 1,38% pada perlakuan kontrol dan Maya 2002 sebesar 2,6% juga dalam perlakuan kontrol. Menurut Leeson and Summer 1997, bahwa bobot ventrikulus ayam pedaging pada umur 24 hari adalah 1,45%. Hal ini disebabkan oleh jumlah pakan serat kasar semakin tinggi dalam ransum ternyata meningkatkan panjang ventrikulus tersebut, yang berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan. 17 Bobot ventrikulus dipengaruhi oleh umur, bobot badan dan makanan. Pemberian makanan yang lebih banyak akan menyebabkan aktivitas ventrikulus lebih besar untuk mencerna makanan sehingga urat daging ventrikulus menjadi lebih tebal dan membesar ukuran ventrikulus Prilyana,1984. Yaman 2010 menyatakan panjang ventrikulus ayam pedaging umur 35 hari berkisar 5-7,5 cm dan berat 44 g. Usus Halus Usus Halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan penyerapan zat-zat makanan. Terdapat berbagai enzim dalam usus halus yang berfungsi mempercepat dan mengefesiensikan pemecahan karbohidrat, protein, serta lemak untuk mempermudah proses absorpsi Suprijatna dkk., 2005. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum bagian depan, jejunum bagian tengah dan ileum bagian belakang Pond et al. 1995. Menurut Pond et al. 1995, bahwa pH usus halus cenderung asam, namun mampu mencerna proin, karena dibantu oleh enzim-enzim proteolitik. Luas permukaan usus dapat meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah vili usus yang berfungsi untuk penyerapan Frandson, 1992. Perkembangan usus halus dipengaruhi oleh kandungan serat kasar dalam ransum yang dikonsumsi. Leeson dan Summer 1997 menyatakan bahwa bobot usus halus ayam pedaging pada umur 24 hari adalah 4,1%. Akoso 1993 menambahkan bahwa usus halus berfungsi sebagai penggerak aliran ransum dalam usus dan tempat penyerapan sari makanan. 18 Kemampuan ini ditunjang oleh adanya selaput lendir yang dilengkapi denagan jenjot usus yang menonjol seperti jari dan bertekstur lembut, sehingga penyerapan zat-zat makanan bias maksimal. Perkembangan usus halus dipengaruhi oleh kandungan serat kasar dalam ransum yang dikonsumsi. Ayam dewasa memilki usus halus sepanajang 1,5 m. bagian duodenum bermula dari ujung distal rampela. Bagian ini berbentuk kelokan yang biasa disebut duodenal loop. Pancreas menempel pada kelokan ini yang berfungsi mensekresiakan prancreatic juice yang mengandung enzim amilase, lipase, dan tripsin. Jejunum dan ileum merupakan segmen yang sulit dibedakan pada saluran pencernaan ayam. Beberapa ahli menyebutkan kedua segmen ini sebagai usus halus bagian bawah Suprijatna dkk., 2005. Aliran ransum dalam sistem pencernaan ungags sangat cepat. Berbeda dengan hewan ruminansia yang memiliki kemampuan untuk mencerna selulosa. Hal tersebut disebabkan sedikitnya bakteri dalam saluran pencernaan unggas sehingga ransum berserat hanya sedikit yang dapat dicerna Blakely dan Bade, 1991. Ressang 1984 menyatakan pemanjangan usus dapat disebabkan radang usus. Radang usus ditandai dengan menurunnya nafsu makan dan kondisi tubuh yang memburuk. Rasa nyeri pada radang mengakibatkan rangsangan atas ujung-ujung syaraf sensoris yang selanjutnya akan meningkatkan frekuensi dan intensitas peristaltic usus. Peningkatan intensitas peristaltic usus akan meningkatkan panjang usus. 19 III MATERI DAN METODE