ataskelestarian Candi Borobudur mengambil langkah-langkah penanganan. Untuk keperluan ini, pihak BKPB memerlukan pemodelan kondisi bangunan candi guna monitoring dan updating secara berkala, bahkan sampai level mingguan untuk memudahkan identifikasi tingkat kerusakan permukaan batu-batu candi. Salah satu metode
PENGARUHOBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP PERILAKU SOSIAL EKONOMI PEDAGANG DI KAWASAN TAMAN WISATA CANDI BOROBUDUR bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, September 2005 Afri Listiana 3414000046 . MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO :
Dancandi Borobudur memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan yang lain. 1.4 Metode Penelitian Dalam memperoleh data untuk karya tulis ini penyusun melakukan beberapa cara : 1. Melakukan tinjauan langsung ke Taman Candi Borobudur Yogyakarta . 2. Melakukan study literatur untuk mencari data di perpustakaan SMA Negeri Pangandaran 3.
karyatulis ilmiah (candi borobudur) Sesuai dengan kerangka sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di Jawa Tengah pada khususnya, periode antara abad ke VIII - abad ke IX yang ditemukannya tulisan-tulisan singkat yang dipahat, dikenal sebagai abad emas.
Dalampenulisan karya tulis ini, penulis memiliki beberapa alasan yaitu penulis secara langsung mengamati bentuk fisik candi Prambanan di lapangan, mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoaalkan perlu diteliti dan ditulis. Adapun penyusunannya dilatar belakangi oleh : 1.
NIP Karya tulis yang berjudul "SEJARAH CANDI" penulis persembahkan kepada : 1. Orang tua yamg telah memberikan do'a dan dukungan baik meteri dan moral. 2. Adikku yang telah memberiku semangat dalam menyelesaikan karya tulis ini. 3. Sahabat-sahabatku yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini. 4.
CandiBorobudur merupakan sejarah dari bangsa Indonesia yang sangat berarti. B. Tujuan Penulisan Karya tulis ini disusun dengan tujuan : 1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia 2. Memperkenalkan kepada pembaca dan masyarakat tentang sejarah Candi Borobudur. 3.
Luasbangunan Candi Borobudur 15.129 m2, tersusun dari 55.000 m3 dan terdiri dari 2 juta potongan batu alam. Ukuran batunya rata-rata 25 cm x 10 cm x 15 cm. Berat keseluruhan batu 1,3 juta ton. Sedangkan tinggi Candi Borobudur dahulunya 42 m dari permukaan tanah sampai ujung stupa. Namun sekarang tinggal 34,5 m.
wqVE3. Karya Ilmiah BAHASA INDONESIA ARTI DAN MAKNA RELIEF-RELIEF JUGA ARCA-ARCA DI CANDI BOROBUDUR Disusun oleh THEO FAHRIZAL SYAM Kelas IX – 6 SMP NEGERI 2 CIAWI Februari , 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini. karya tulis ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi sebagai nilai ujian praktik tahun pelajaran 2013/2014. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapakan terima kasih kepada 1. Ayah dan ibu yang telah memberi motivasi dan senantiasa mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. 2. Bapak selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 ciawi yang telah membantu sehingga karya tulis ini dapat tersusun dengan baik. 3. Ibu selaku pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam penyusunan karya tulis ini. 4. Teman-teman kami yang tersayang yang membantu penulis dalam pembuatan karya tulis ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, banyak sekali kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharap dukungan, kritik maupun saran dari pembaca. Kami berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat. Demi kesempurnaan karya tulis ini kami sangat mengharapkan saran maupun kritik dari pembaca, sehingga dalam pembuatan karya tulis selanjutnya lebih baik. Bogor , Februari 2014 Penyusun DAFTAR ISI Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………. 2 Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………….. 3 BAB 1 Pendahuluan Latar Belakang………………………………………………………………………………………… 4 Permasalahan …………………………………………………………………………………………. 5 Tujuan ………………………………………………………………………………………………….. 5 Manfaat ………………………………………………………………………………………………… 5 BAB 2 Pembahasan Candi Borobudur ……………………………………………………………………………………. 8 Relief-relief Candi Borobudur ………………………………………………………………….. 10 Arca-arca Candi Borobudur ……………………………………………………………………… 15 BAB 3 Penutup Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………. 17 Saran …………………………………………………………………………………………………….. 17 Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………….. 18 Lampiran ……………………………………………………………………………………………………. 19 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Relief dan Arca merupakan bagian dari Candi Borobudur. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut tentang relief dan arca yang ada di Candi Borobudur, mari kita pelajari atau kita kenali tentang arsitektur tersebut. Candi Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa tengah Indonesia. Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu ranah hawa nafsu, Rupadhatu ranah berwujud, dan Arupadhatu ranah tak berwujud. Berpegangan pada latar belakang di atas, penulis mencoba membahas tentang ARTI DAN MAKNA RELIEF-RELIEF JUGA ARCA-ARCA DI CANDI BOROBUDUR dan bahasan tersebut penulis jadikan sebagai judul dalam makalah ini. itu candi borobudur? saja dan arti relief yang ada di candi Borobudur? nama arca-arca di candi Borobudur? Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu – Mengetahui tentang Candi Borobudur. -Mengetahui tentang relief-relief di Candi Borobudur. – Mengetahui tentang arca-arca di Candi Bororbudur. Manfaat Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian antara lain -Agar kita bisa tahu Candi Borobudur – Agar kita bisa tahu Relief-relief di Candi Borobudur – Agar kita bisa tahu Arca-arca di Candi Borobudur BAB 2 PEMBAHASAN Apakah Candi Borobudur itu ? Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha berukuran 123 x 123 meter yang terletak di Borobudur,Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut. Borobudur Informasi bangunan Lokasi Kecamatan Borobudur, sekitar 3 Km dari Kota Mungkid ibukotaKabupaten Magelang, Jawa Tengah. Negara Indonesia Kordinat Arsitek Gunadharma Klien Syailendra Awal konstruksi sekitar 770 Masehi Penyelesaian sekitar 825 Masehi Sistem struktural piramida berundak dari susunan blok batu andesit yang saling mengunci Jenis stupa and candi Ukuran luas dasar 123×123 meter, tinggi kini 35 meter, tinggi asli 42 meter termasuk chattra . Apa saja dan arti relief yang ada di candi Borobudur? RELIEF Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuno yang berasal dari bahasa Sanskerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jataka. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya utama dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar. Borobudur tak ubahnya bagaikan kitab yang merekam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa kuno. Banyak arkeolog meneliti kehidupan masa lampau di Jawa kuno dan Nusantara abad ke-8 dan ke-9 dengan mencermati dan merujuk ukiran relief Borobudur. Bentuk rumah panggung, lumbung, istana dan candi, bentuk perhiasan, busana serta persenjataan, aneka tumbuhan dan margasatwa, serta alat transportasi, dicermati oleh para peneliti. Salah satunya adalah relief terkenal yang menggambarkan Kapal Borobusur. Kapal kayu bercadik khas Nusantara ini menunjukkan kebudayaan bahari purbakala. Replika bahtera yang dibuat berdasarkan relief Borobudur tersimpan di Museum Samudra Raksa yang terletak di sebelah utara Borobudur. Adapun susunan dan pembagian relief cerita pada dinding dan pagar langkan candi adalah sebagai berikut. Bagan Relief Tingkat Posisi/letak Cerita Relief Jumlah Pigura Kaki candi asli —– Karmawibhangga 160 Tingkat I dinding a. Lalitawistara 120 b. jataka/awadana 120 langkan a. jataka/awadana 372 b. jataka/awadana 128 Tingkat II dinding Gandawyuha 128 langkan jataka/awadana 100 Tingkat III dinding Gandawyuha 88 langkan Gandawyuha 88 Tingkat IV dinding Gandawyuha 84 langkan Gandawyuha 72 Jumlah 1460 Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut Karmawibhangga Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Karmawibhangga adalah naskah yang menggambarkan ajaran mengenai karma, yakni sebab-akibat perbuatan baik dan jahat. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri serial, tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir – hidup – mati yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Kini hanya bagian tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengujung. Foto lengkap relief Karmawibhangga dapat disaksikan di Museum Karmawibhangga di sisi utara candi Borobudur. Lalitawistara Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari surga Tushita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha disebut dharma yang juga berarti “hukum”, sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda. Jataka dan Awadana Jataka adalah berbagai cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan-perbuatan baik, seperti sikap rela berkorban dan suka menolong yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Beberapa kisah Jataka menampilkan kisah fabel yakni kisah yang melibatkan tokoh satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia. Sesungguhnya, pengumpulan jasa atau perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an. Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur Jataka dan Awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad ke-4 Masehi. Gandawyuha Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari. . Apa nama arca-arca di candi Borobudur? ARCA BUDHA Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi teratai serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu. Patung buddha dengan tinggi 1,5 meter ini dipahat dari bahan batu andesit. Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat bagian Arupadhatu tiga pelataran melingkar, arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang berlubang. Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa. Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak kebanyakan tanpa kepala dan 43 hilang sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri. Secara sepintas semua arca buddha ini terlihat serupa, akan tetapi terdapat perbedaan halus diantaranya, yaitu pada mudra atau posisi sikap tangan. Terdapat lima golongan mudra Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut ajaran Mahayana. Keempat pagar langkan memiliki empat mudra Utara, Timur, Selatan, dan Barat, dimana masing-masing arca buddha yang menghadap arah tersebut menampilkan mudra yang khas. Arca Buddha pada pagar langkan kelima dan arca buddha di dalam 72 stupa berterawang di pelataran atas menampilkan mudra Tengah atau Pusat. Masing-masing mudramelambangkan lima Dhyani Buddha; masing-masing dengan makna simbolisnya tersendiri. Arca Mudra Melambangkan Dhyani Buddha Arah Mata Angin Lokasi Arca Bhumisparsa mudra Memanggil bumi sebagai saksi Aksobhya Timur Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi timur Wara mudra Kedermawanan Ratnasambhawa Selatan Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi selatan Dhyana mudra Semadi atau meditasi Amitabha Barat Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi barat Abhaya mudra Ketidakgentaran Amoghasiddhi Utara Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi utara Witarka mudra Akal budi Wairocana Tengah Relung di pagar langkan baris kelima teratas Rupadhatusemua sisi Dharmachakra mudra Pemutaran roda dharma Wairocana Tengah Di dalam 72 stupa di 3 teras meling BAB 3 Penutup kesimpulan Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari segi keparawisataan,arkeologi dan pengetahuan. Maka dari itu kita harus menjaga dan mengenalnya lebih jauh, Candi Borobudur adalah candi terbesar agama budha di dunia. Kemegahan Candi Borobudur tidak hanya menunjukan kemampuan rancang bangunan nenek moyang Indonesia yang luar biasa tetapi menunjukan penguasaan ilmu perbintangan . Struktur dari Candi Borobudur merupakan deskripsi dari perjalanan kehidupan manusia dan kaitanya dengan alam semesta yang diyakini oleh warga budha mahayana . Saran Mengelilingi Candi Borobudur tentu sangat melelahkan. Namun kelelahan itu akan terbayar setimpal dengan keindahan yang akan kita dapatkan. Dan didalam area Candi Borobudur banyak ditumbuhi pohon yang rindang, itu dapat digunakan untuk bersantai ria melepas kelelahan. Bila anda pergi ke Yogyakarta jangan lupa untuk mampir ke Borobudur di magelang yang begitu indah dan eksotik karena didalamnya banyak sekali ilmu pengetahuan yang kita dapat. DAFTAR PUSTAKA – –Blog at – – – – LAMPIRAN
100% found this document useful 9 votes21K views15 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 9 votes21K views15 pagesCandi BorobudurJump to Page You are on page 1of 15 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 13 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
berdasarkan tulisan-tulisan singkat yang dipahatkan diatas figura-figura, relief kaki asli Candi Borobudur yang menunjukan huruf sejenis dengan yang ada pada prasasti dari akhir abad ke VIII – abad ke IX maka dapat disimpulkan Candi Borobudur didirikan pada tahun 800 M. Dari data tersebut Candi ini bisa dibilang sudah tua. Namun bangsa Indonesia akan tetap mempertahankan keasliannya dan tidak akan membiarkan Candi Borobudur dimakan usia sehingga tetap mampu menarik para pelancong. Namun sejauh mana pula pengaruh para wisatawan tersebut terhadap kelestarian bangunan Candi Borobudur. Dan permasalahan tersebut diatas, kami tertarik untuk melakukan penelitian sehingga kami dapat melakukan penelitian, sehingga dapat melakukan penelitian dan dapat menuangkannya dalam karya ilmiah yang berjudul “PENGARUH WISATAWAN TERHADAP KELESTARIAN CANDI BOROBUDUR”. Perumusan Masalah Setiap pekerjaan akan memberikan hasil yang memuaskan jika ditunjang dengan perencanaan yang matang, maka dari itu kami selaku penulis menyusun beberapa rumusan masalah yang berhubungan dengan objek wisata yang kami teliti. Adapun beberapa rumusan masalah yang kami sajikan untuk penulisan karya tulis ilmiah ini, sebagai berikut a. Adakah pengaruh wisatawan terhadap kelestarian Candi Borobudur ? b. Apa saja upaya-upaya yang diambil oleh pihak-pihak terkait untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur? c. Departemen manakah yang bertanggungjawab dalam usaha melestarikan Candi Borobudur? Pembatasan Masalah Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini kami hanya membatasi masalah sebatas “Peranan Wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara dalam menjaga kelestarian Candi Borobudur” dengan demikian tujuan penelitian dapat dicapai dengan mudah serta dengan hasil yang maksimal. Tujuan dan Manfaat a. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini, yaitu 1 Ingin mengetahui pengaruh wisatawan terhadap kelestarian Candi Borobudur. 2 Ingin mengetahui upaya-upaya yang diambil oleh pihak terkait untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur.