Caramemahami dan mengamalkan ajaran islam dengan benar. Ini berdasarkan pengalaman saya, dulu saat saya smp di pondok pesantren. TANYA SYEKH BAGAIMANA CARA TADABBUR AL QURAN YANG Sebagai umat islam, tentu wajib mengimani dan mempercayai isi. Bagaimana cara mengamalkan alquran. Dengan cara, saya bangun jam 4 pagi, dan bersin2 sholat tahajud dan mulai menghapal, pada
Permisalan orang yang membaca Al Qur'an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur'an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur'an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit.
Brightlightstore- 🌻 Beginilah Cara Mengamalkan Al - Quran 🌻 . . 📚 beginilah cara mengamalkan al - quran Harga : Rp.20.000** Berat : 200 gram Penerbit : Pustaka At - Tazkia ** MENGAMALKAN AL QURAN - Yayasan Arisan Nasi Indonesia - Darul Tahfidz Al Kausar - Yatim Dhuafa
Berikutfadhilah atau keutamaan surat ini. Ayo kita amalkan al qur'an. 6 Cara Untuk Anda Terus Bersahabat Dengan AlQurán Selepas Segala puji bagi allah rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi kita muhammad r. Bagaimana cara mengamalkan al quran. Bagaimana cara memahami ayat al quran dengan mudah? Al qur'an merupakan sumber rujukan
Diantaracara agar tetap istiqomah di jalan allah : Meluruskan niat Sebelum seseorang melaksanakan ibadah ia tentunya harus berniat dalam hati. Dengan memiliki niat yang lurus dan hanya mengharapkan ridha Allah SWT maka seseorang akan lebih mudah menjalankan ibadahnya dan tidak mudah tergoda pada hal-hal yang bisa menghalangi ibadahnya.
Kemudiankita berdzikir, biarkan "Tangan" Tuhan yang bekerja. Duduklah dengan santai diatas kursi atau duduk bersila diatas lantai dengan alas yang empuk. Duduk setegak mungkin, tapi jangan dipaksakan. Usahakan agar posisi kepala dan tulang ekor membentuk satu garis lurus. Pandangan lurus kedepan, mata dipejamkan. Santai, senyum dan pasrah.
Jikakita tidak mengamalkan seluruh isi al-Quran, kita tentu sepantasnya khawatir dengan apa yang dinyatakan oleh Anas bin Malik ra. Kata beliau, "Rubba qaari' al-Qur'aan wa al-Qur'aan yal'anuh." (Boleh jadi banyak orang yang membaca al-Quran, tetapi al-Quran justru melaknat mereka)." (Al-Ghazali, Ihyaa' 'Uluum ad-Diin, 1/274).
Dzikirqolbu ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja baik ketika berdiri, duduk dan berbaring sebagaimana disebutkan dalam surat An Nisa' 103 103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri , di waktu duduk dan di waktu berbaring.
J9sHq. Apa itu Qolbu? Qolbu pada dasarnya memiliki makna ganda. Ada makna secara syariah dan hakikiyah. Secara syariah Qolbu diartikan sebagai segumpal daging yg mana baik buruknya akan memberi dampak besar terhadap jasad seseorang. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw. ……وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ رواه البخاري و مسلم Artinya “… Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah qolbu.” HR. Bukhari dan Muslim Secara lughawiyah, Qolbu memiliki arti asli yaitu Jantung. Dan ini sejalan dengan Hadits diatas bahwa ketika jantung kita sehat, maka seluruh tubuh kita pun akan sehat dan bebas dari berbagai penyakit. Namun sebaliknya, jika jantung kita biarkan kotor, maka darah yg mengalir ke seluruh tubuh pun akan menjadi darah yg kotor dan menjadi biang penyakit. Sementara makna secara hakikiyah, qolbu adalah sebuah organ yg bersifat sirr tidak berwujud, namun ketika seseorang tersebut melakukan sebuah kemaksiatan, maka akan muncul bercak² hitam yg lama kelamaan akan mengeraskan qalbu. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi بنيت في جوف بان ادم قصرا و في القصر صدرا و في الصدر قلبا و في القلب فأدا و في الفأد شغفا و في الشغاف لبّا و في اللب سرّا و في السرّ انا Artinya “Telah kami Allah bina/bangun dalam diri bani aAdam sebuah bangunan. Di dalam bangunan itu terdapat dada, di dalam dada terdapat qolbu, di dalam qolbu terdapat fuad mata hati, di dalam fuad terdapat syagaf hati nurani, di dalam syagaf terdapat lubb lubuk hati, dalam lubuk hati terdapat sirr rasa, di dalam sirr ada Aku Allah.” Menurut ahli tasawuf, Qolbu diartikan pula sebagai sebuah lathifah/titik sensor/dimensi ketuhanan yg tidak mempunyai bentuk fisik sebagaimana difahami oleh sebagian kita. Untuk membuktikan bahwa qolbu itu bukanlah daging hati, kita bisa melihat dan menyaksikan seekor ayam atau kambing yg kita potong kemudian kita bedah perutnya maka kita akan menemukan pada hewan tersebut segumpal daging yg disebut hati, tapi apakah dengan hatinya itu hewan mampu membedakan mana yg haq dan bathil? tentunya tidak. Apakah setelah kita belah hewan² tersebut kita menemukan organ yg penuh bercak hitam karena kemaksiatan yg hewan lakukan? tentunya jawabannya pun tidak. Kemudian kita pergi ke sebuah warung makan atau restoran lalu kita bertanya apakah disana ada sop daging hati atau goreng daging hati, maka tentulah di salah satu warung makan atau restoran tersebut ada dan disediakan menu makanan dengan lauk sop atau goreng daging hati. Tapi coba kita tanyakan apakah disana ada sop atau goreng daging qolbu, maka jawabannya pasti tidak ada karena qolbu tidak diperjualbelikan dan bukan untuk dimakan dan bukan pula berbentuk segumpal daging. Daging hati yg berbentuk segumpal daging itu dalam bahasa arab disebut “kabid” bukan qolbu. Adapun qolbu menurut Imam Al-Ghozali ra. dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin adalah ruh, akal atau nafsu. Apa itu Ruh? Firman Allah Ta’ala dalam surah Al-Isra ayat 85 وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah “Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. Dalam kitab sirrul asror karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dikemukakan sebagai berikut Makhluk yg pertama kali diciptakan oleh Allah Ta’ala adalah ruh, ruh siapa? ruh Muhammad Saw. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam hadits qudsi “Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya-Ku”. Ruh adalah hakikat Muhammad dan hakikat Muhammad disebut nur. Kenapa disebut nur? karena bersih dari segala kegelapan. Ruh Muhammad adalah ruh termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. “aku dari Allah dan makhluk lain dari aku”. Dari ruh Muhammad inilah Allah menciptakan semua ruh di alam lahut negeri asal setelah tahun dari penciptaan ruh Muhammad. Kemudian ruh² tersebut diturunkan ke tempat yg terendah, dimasukkan kepada makhluk yg terendah, yaitu jasad. Jasad itu sendiri diciptakan Allah dari bumi yg tersusun dari empat unsur tanah, air, api dan angin. Setelah diwujudkan jasad itu maka Allah menitipkan ruh dari-Nya ke dalam jasad, dan sebagai barang titipan pastinya Allah akan mengambil kembali titipannya itu. Ketahuilah ruh itu memiliki perjanjian awal di negeri asalnya yaitu alam lahut dan isi perjanjiannya adalah ketika Allah bertanya kepada semua ruh وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak² Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab “Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”. Kami lakukan yg demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan “Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang² yg lengah terhadap ini keesaan Tuhan. QS. Al-A’raf 172 Tapi sayang banyak ruh yg lupa dengan perjanjian awalnya terhadap Allah Ta’ala, sehingga mereka terlena dan terlalu nyaman tinggal di dalam jasad sebagai tempat terendah bagi mereka. Ruh² yg setia dan tetap memegang perjanjian awal pada hakikatnya mereka tetap berada pada negeri asalnya yaitu alam lahut meskipun badannya di bumi. Namun sangat sedikit orang yg sadar dan berkeinginan pulang atau kembali ke negeri asalnya. Oleh karena itu Allah melimpahkan kenabian kepada ruh agung Muhammad sebagai penunjuk jalan dari kesesatan mereka. Nabi Saw. mengajak mereka agar kembali dan sampai serta bertemu dengan Allah Ta’ala. Sebagaimana salah satu sifat Rasulullah Saw. adalah Tabligh, yaitu untuk memberikan basyirah dan huda kepada manusia menuju jalan Rabb-nya. Tapi sebagai manusia biasa, Rasulullah Saw. memiliki keterbatasan waktu di dunia ini untuk menjalankan tugasnya tersebut, maka kemudian Allah mewariskan tugas ini kepada para ulama yg sholih yg sudah mencapai kesucian ruh dan telah Allah berikan bashiroh pandangan yg jelas kepadanya. Siapa mereka? Mereka adalah para wali Allah. Para wali Allah sebagai ahli bashiroh telah dibukakan mata hatinya untuk mengetahui jalan menuju Allah, mereka itulah yg disebut ahli ruhani. Ruh terbagi ke dalam 4 bagian 1. Ruh Al-Qudsi ruh termurni, yaitu ruh yg berada di alam lahut atau alam ma’rifat atau alam tertinggi. Ruh ini adalah hakikat manusia yg disimpan di dalam lubuk hati. Keberadaannya akan diketahui dengan taubat dan menanamkan kalimatul iman dengan sungguh². Bukan hanya bersyahadat Laa ilaaha illallaah di mulut saja, namun ditanamkan dengan kokoh ke dalam q qolbu. Ruh ini dinamakan oleh ahli Tasawuf sebagai bayi ma’nawi thiflul ma’ani. Ruh inilah yg senantiasa akan mampu berhubungan dengan Allah Ta’ala, sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahromnya bagi Allah. Ruh Al-Qudsi telah Allah tempatkan di dalam rasa sirri. Alatnya adalah ilmu hakikat, yaitu ilmu tauhid. Amalannya adalah mudawamah nama² Tauhid dengan lisan sirr tanpa suara dan huruf. Siapapun tidak ada yg mampu melihat/menelitinya kecuali Allah. Adapun keuntungannya yaitu keluarnya tiflul ma’ani, musyahadah serta terarah dan melihat kepada Dzat Allah dalam keagungan-Nya dan dalam keindahan-Nya dengan penglihatan sirri. 2. Ruh Sulthoni, adalah ruh yg memiliki lapisan balutan cahaya di alam jabarut. Tempat ruh ini adalah fu’ad mata hati. Alatnya adalah ma’rifat dan amalannya adalah mudawamah asma Allah dengan lisan dan hati qolbu. Adapun keuntungan pengolahan dari ruh sulthoni adalah melihat pantulan “Jamalillah” keindahan Allah. 3. Ruh Sairani Rawani ruh ruhani, adalah ruh yg memiliki lapisan balutan cahaya di alam malakut. Tempatnya adalah hati qolbu. Alatnya adalah mudawamah asma’ul bathin tanpa suara dan huruf, hasilnya adalah ma’rifat kepada Allah Ta’ala, ilmu bathin, memperoleh ketenangan di dalam bergaul, hidupnya hati dan musyahadah di alam malakut seperti menyaksikan surga dan ahlinya dan malaikat²nya. Tempatnya di akhirat adalah surga tingkat ke dua yaitu jannatun na’im. 4. Ruh Jismani, adalah ruh yg memiliki lapisan balutan cahaya di alam mulki alam terendah bagi ruh. Ruh jismani telah Allah tempatkan di dalam jasad antara daging dan darah tepatnya di wilayah dada dan anggota badan yg dzahir. Alat untuk mengolah ruh ini adalah syari’at, hasilnya adalah wilayah pertolongan Allah, mukasyafah terbukanya hijab antara manusia dengan Allah, dan musyahadah merasa berhadap-hadapan dengan Allah. Keuntungan di akhirat akan ditempatkan di jannatul ma’wa. Setiap ruh itu mempunyai hanut tempat di daerah keberadaannya, dan bekal/alat pengolahannya dan keuntungan/hasil pengolahannya dan cara pengolahannya yg tidak pernah sia² yg diketahui secara tertutup rahasia maupun secara terbuka. Oleh karena itu wajib bagi setiap manusia untuk mengetahui cara mengolah dirinya, sebab apa yg dilakukan di muka bumi ini akan diminta pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat. Tujuan utama didatangkannya manusia ke alam terendah adalah agar manusia berupaya kembali mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai derajat kembalinya manusia ke tempat asalnya dengan menggunakan hati qolbu dan jasad. Maka perlu ditanamkan bibit tauhid di ladang hati agar tumbuh menjadi pohon tauhid yg akarnya tertanam di dalam rasa dan menghasilkan buah tauhid untuk mencapai ridha Allah Ta’ala. Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani menyebut ruh atau hakikat Muhammad itu adalah akal. Apa itu Akal? Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah otak, sehingga kalau kita berkata kepada orang lain “gunakan akalmu!” maka kita akan menunjuk dan mengarahkannya kepada kepala kita sebagai isyarat bahwa tempatnya akal disana. Ketahuilah wahai saudaraku, akal bukanlah otak, jadi letak keberadaannya bukan di kepala. Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara fisik sehingga tidak dapat dilihat oleh mata kepala ini. Tapi meskipun demikian, fungsi dan gerakannya dapat dirasakan. Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari kesesatan, semoga kita diberikan pemahaman yg mendalam akan akal ini sehingga kita tahu sebenarnya akal itu apa. Sulit saudaraku untuk yakin dan beriman dengan menggunakan otak kita ini, otak ini selalu menuntut bukti nyata, alasan dan sebab yg benar menurutnya. Dengan selalu menggunakan otak dan menuntut segala sesuatunya harus rasional akhirnya kita tidak bisa beriman secara betul², akan tetapi malah bermain-main dalam keimanan. Seperti dalam melaksanakan sholat, perhatikanlah firman Allah berikut وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ Dan apabila kamu menyeru mereka untuk mengerjakan sholat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yg demikian itu adalah karena mereka benar² kaum yg tidak mau mempergunakan akal. QS. Al-Maidah 58 Akal adalah alat untuk berfikir dan memahami ayat² Allah baik yg kauniyah maupun kauliyah. Tapi berfikir dengan akal tidak seperti berfikir dengan otak, berfikir dengan akal itu akan berujung dengan satu kesimpulan رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا Tidak ada sesuatu apapun yg Allah telah ciptakan itu sia². Apabila seseorang telah mempergunakan akalnya dalam berfikir dengan baik dan benar maka keimanannya akan semakin mantap dan terus meningkat. Sekarang kita buktikan bahwa akal bukanlah otak, pernahkah anda makan pepes ikan mas? ketika kita makan dibagian kepalanya akan terdapat yg disebut otak ikan. Tapi sekarang adakah di kepala ikan itu akal, maka pasti tidak ada karena akal bukan di kepala dan akal bukan otak. Kalau akal diartikan otak seperti yg ada di kepala ikan maka berarti ikan juga punya akal. Jadi jelas bahwa akal bukanlah otak dan otak bukanlah akal. Akal itu adalah qolbu, sebagaimana Allah firmankan dalam surah Qaf ayat 37 إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ Sesungguhnya pada yg demikian itu benar² terdapat peringatan bagi orang² yg mempunyai akal atau yg menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya. Qs. Qaf 37 Dalam ayat di atas Allah menggunakan kata qolbun untuk menyatakan akal. Apa itu Nafsu? Nafsu adalah elemen jiwa unsur ruh yg berpotensi mendorong pada tabi’at badaniyah/biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk. Nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam firman Allah surah At-Takwir ayat 7 وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ Dan apabila ruh² dipertemukan dengan tubuh. Nafsu di dalam ayat ini diartikan ruh. Adapun nafsu memiliki tingkatan². Syaikh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yg dikenal dengan istilah “marotibun nafsi” yaitu terdiri dari 1. Nafsu Amarah Nafsu amarah tempatnya adalah “ash-shodru” artinya dada. Adapun pasukan²nya sebagai berikut 1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit 2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus 3. Al-Hasad artinya hasud 4. Al-Jahl artinya bodoh 5. Al-Kibr artinya sombong 6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi 2. Nafsu Lawwamah Nafsu lawwamah tempatnya adalah “al-qolbu” artinya hati. Adapun pasukan²nya sebagai berikut 1. Al-Laum artinya mencela 2. Al-Hawa artinya bersenang-senang 3. Al-Makr artinya menipu 4. Al-Ujb artinya bangga diri 5. Al-Ghibah artinya mengumpat 6. Ar-Riya’ artinya pamer amal 7. Az-Zulm artinya zalim 8. Al-Kidzb artinya dusta 9. Al-ghoflah artinya lalai 3. Nafsu Mulhimah Nafsu mulhimah tempatnya adalah “Ar-ruh”. Adapun pasukan²nya sebagai berikut 1. As-Sakhowah artinya murah hati 2. Al-Qona’ah artinya merasa cukup 3. Al-Hilm artinya murah hati 4. At-Tawadhu’ artinya rendah hati 5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Allah 6. As-Shobr artinya sabar 7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab 4. Nafsu Muthma’innah Nafsu muthma’innah tempatnya adalah “As-Sirr” artinya rahasia. Adapun pasukan²nya sebagai berikut 1. Al-Juud artinya dermawan 2. At-tawakkul artinya berserah diri 3. Al-Ibadah artinya ibadah 4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih 5. Ar-Ridho artinya ridho 6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan 5. Nafsu Rodhiyah Nafsu rodhiyah tempatnya adalah “Sirr AsSirr” artinya sangat rahasia. Adapun pasukan²nya sebagai berikut 1. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian 2. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih 3. Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat 4. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri 5. Al-Wafa’ artinya tepat janji 6. Nafsu Mardhiyah Nafsu mardhiyah tempatnya adalah “Al-khofiy” artinya samar. Adapun pasukan²nya sebagai berikut 1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak 2. Tarku maa siwAllah artinya meninggalkan selain Allah 3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk 4. Hamluhum ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan 5. Shofhu an dzunubihim artinya memaafkan kesalahan makhluk 6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan keburukan watak dan jiwa²nya ke arah bercahayanya ruh² mereka. 7. Nafsu Kamilah Nafsu kamilah tempatnya adalah “Al-Akhfa” artinya sangat samar. Adapun pasukan²nya sebagai berikut 1. Ilmul Yaqiin 2. Ainul Yaqiin 3. Haqqul Yaqiin Kesimpulan Dari semua pendapat diatas dan penjelasan diatas, kita dapat menarik sebuah kesimpulan atau garis besarnya. Yaitu pada hakikatnya Qolbu, Ruh, Akal dan Nafsu adalah satu kesatuan yg utuh dan tidak dapat dipisahkan. Bahkan Imam Al-Ghazali ra. mengatakan dalam kitabnya bahwa qolbu, ruh, akal dan nafsu itu adalah satu. syai’un wahidun. Tidak memiliki perbedaan, semuanya merupakan hal yg sama. Sehingga jelas bahwa keempat nama tersebut pada dasarnya adalah satu hal yg sama, memiliki fungsi dan tugas yg sama. Tinggal bagaimana kita membina, menuntun keempat hal ini agar betul² mampu mengantarkan kita lebih dekat dengan Allah Ta’ala dan mampu mengantarkan kita mencapai tujuan kita yaitu bertemu dengan-Nya. Wallahu a’lam bish shawab
Al-Quran adalah sebaik-baiknya petunjuk bagi seluruh umat manusia. Tiada satu pun keraguan di dalam Al-Quran. Manghafal Al-Quran tentunya merupakan suatu amalan yang baik. Selain menghafal, alangkah baiknya jika dibarengi juga dengan mengamalkannya. Rasulullah SAW bersabda,“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengamalkannya” HR Bukhari.Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa orang yang terbaik adalah mereka yang melakukan dua hal yakni belajar Al-Quran dan mengamalkannya. Jadi, Rasulullah SAW menegaskan bahwa mempelajari Al-Quran saja tidak cukup. Setelah belajar Al-Quran, ada tahap lain yang tak kalah penting yaitu mengamalkan ketika para sahabat menghafalkan Al-Quran, mereka kemudian mencoba memahami makna ayat dan tafsirnya. Setelah itu, mereka akan mengamalkan isi dari ayat tersebut. Para sahabat tidak akan pindah mempelajari ayat Al-Quran yang lain sampai semua proses ini lengkap mereka lalui. Ini menjadi salah satu cara para sahabat agar cepat hafal bagaimana sebenarnya metode menghafal Al-Quran yang dilakukan oleh para sahabat? Jika kita simpulkan, inilah cara para sahabat Nabi dalam belajar A-Quran1. Para sahabat belajar Al-Quran tiap 10 ayat2. Para sahabat menghafal Al-Quran3. Kemudian para sahabat mempelajari makna tafsir Al-Quran4. Kemudian mereka mengamalkan ayat yang telah mereka hafal dan pelajari tafsirnya5. Mereka tidak pindah mempelajari ayat Al-Quran yang ke-11 sebelum proses itu selesaiItulah 5 metode belajar Al-Quran para sahabat Nabi yang dikabarkan oleh Abdurrahman As-Sulami. Pantas saja para sahabat menjadi generasi yang paling paham dengan Al-Quran. Itu tidak mengherankan, sebab metode belajar Al-Quran mereka begitu bagus dan ini saatnya kita memperbaiki cara kita dalam mempelajari Al-Quran. Selama ini, kita terburu-buru dalam mempelajari Al-Quran. Bahkan, seringkali kita mengartikan “belajar Al-Quran” sebagai menghafal Al-Quran saja, tidak lebih. Padahal para sahabat mengartikan mempelajari Alquran sebagai 3 hal- Menghafal Al-Quran- Mempelajari tafsir Al-Quran- Mengamalkan Al-QuranRasulullah SAW menekankan bahwa Al-Quran bukan hanya dibaca atau dihafal saja tapi juga untuk diamalkan. Maka, memahami makna tafsir Al-Quran menjadi sangat penting agar bisa mengerti dan mengamalkan isi dari Al-Quran.
– Allah menyebut Qolbun Salim dalam surah Asy-Syu’ara ayat 88-89, artinya “yaitu Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”. Tujuan kita diciptakan adalah untuk ibadah, apa itu ibadah? Ibadah adalah nama yang mencakup dari semua perkara yang Allah cintai dan ridhoi dari perkataan dan perbuatan baik zahir maupun batin. Dua wilayah ibadah; zahir dan batin Ibadah zahir adalah ibadah yang dilakukan oleh zahir anggota badan kita, sholat, sedekah, dll. Ibadah batin adalah yang dilakukan hati. Ibadahnya hati juga banyak sebagaimana ibadah zahir, diantaranya harus ikhlas, sabar, ridho. Mana yang lebih utama antara ibadah hati atau zahir? Ternyata ulama menyebutkan ibadah batin hati lebih utama dibanding zahir. Jadi jangan sampai kita mempesona dalam ibadah zahir tapi tanpa disadari ibadah batinnya rusak. Ibadah hati menduduki keutamaan yang tinggi di sisi Allah dan dicintai-Nya. Dalil tentang ibadah hati lebih utama daripada ibadah batin 1. Riwayat Imam Ahmad dari Anas bin Malik; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ngobrol dengan sahabat, beliau berkata penghuni surga akan datang. Riwayat ini bercerita tentang Abdullah bin Amru bin Ash yang mengikuti sahabat Anshar karena penasaran dengan amalnya sampai disebut Nabi sebagai penghuni surga 3 hari berturut-turut dan ternyata amalan sahabat Anshar ini adalah tidak pernah menyimpan hasad di dalam hati kepada kaum muslimin, memaafkan kesalahan kaum mukminin karena tidak mau menyimpan kebencian kepada orang lain. Cerita ini mengindikasikan bahwa hati yang bersih akan mempermudah diterimanya amalan zahir. 2. Dalil yang kedua Ketika kita merenungi sabda Nabi “kalaupun ada yang berinfaq 1 gunung Uhud emas, tidak akan diterima oleh Allah sampai orang ini menerima/mengimani takdir Allah yang baik dan buruk. Ridho kepada takdir Allah adalah amalan hati. 3. Dalil ketiga Hadits Nabi tentang orang yang pertama kali masuk ke dalam neraka adalah – Orang yang jihad dan meninggal di jalan Allah tapi ternyata niatnya bukan karena Allah, dia berperang supaya disebut pemberani. – Orang yang belajar dan mengajar, sibuk dengan Al Quran, sampai wafat dalam kondisi ini. Ternyata niatnya bukan karena Allah tapi hanya karena ingin disebut alim dan shalih serta qori. – Orang yang sedekah tiap waktu, karena ingin disebut dermawan. Akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka menyusul si “syahid, “qori dan alim” tadi. Tiga amalan ini adalah termasuk amalan puncak dalam Islam tapi karena hatinya rusak, maka ia menjadi wali Allah dalam ibadah zahir tapi menjadi wali setan dalam amalan hati. Hati itu terbagi menjadi beberapa pembagian, menurut Ibnu Rajab Al Hanbali ada 3 1. Qolbun salim hati yang sehat/selamat 2. Qolbun mayit hati yang mati 3. Qolbun maridh hati yang sakit Sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman membagi hati menjadi 4 1. Qolbun Munir hati yang terang, menerangi hati yang ada di sekitarnya, inilah hatinya orang beriman – qolbun salim. 2. Qolbun Manqus hati yang terbalik, pemiliknya adalah orang munafik, hati ini jarang mendapat hidayah karena seperti gelas yang terbalik, tidak bisa menerima apapun yang dituangkan ke atasnya. 3. Qolbun mughlaq hati yang terkunci, pemiliknya adalah orang kafir, tapi kunci/gemboknya berbeda-beda. Ada yang kuat mengunci sampai mati, ada yang rapuh, jika tersentuh hidayah dia masuk Islam. Tugas kita adalah menjadi asbab hidayah bagi hati seperti ini. 4. Hati yang terisi dua materi; cabang kemunafiqan dan keimanan. Kadang menguat dalam kebaikan kadang melemah redup karena kemaksiatan yang dilakukan. Hati ini berbolak-balik dan tergantung sisi mana yang kuat mempengaruhinya. Ini adalah hatinya kebanyakan orang beriman. Shalat adalah amalan zahir yang pertama kali akan dihisab, tapi sebelum amalan zahir dihisab, Allah akan menghisab amalan hati terlebih dulu. “Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat berdasarkan niat-niat mereka.” Ibnu Qudamah mengatakan, Abu Bakar menjadi orang paling utama setelah Nabi bukan karena shalat dan ibadah lainnya, tapi karena sesuatu dalam hatinya, kebersihan hati. Kalau kita ingin dicintai Allah, yang pertama harus kita perhatikan adalah kebersihan hati. Ketika hati bersih, Allah akan mencintai kita, dan ini adalah cara tercepat menaikkan kedudukan kita di sisi Allah. Orang yang selalu memperhatikan amalan hati, kebersihan hati, dia akan dimudahkan wafat dalam kondisi khusnul khotimah. “Jangan terlalu benci kepada seseorang jangan pula mencintai/kagum berlebihan, sampai mengetahui kondisinya ketika mati. Apakah khusnul khotimah atau tidak? Ada orang yang kita lihat biasa, tapi dipilih Allah untuk khusnul khotimah karena hatinya bersih.” “Hati manusia lebih rapuh daripada gelas-gelas kaca”. Susah menjaga niat. Hari ini ikhlas besok belum tentu, tugas kita adalah terus memperbaiki niat dalam beramal. Ciri khas hati yang salim qolbun salim; 1. Patuh tanpa syarat, taat tanpa tapi 2. Ikhlas mengharapkan keridhoan Allah, bukan pujian manusia 3. Bersih dari hasad dan dengki kepada orang beriman 4. Bergegas dalam melakukan kebaikan. Orang yang suka melambatkan kebaikan, akan Allah lambatkan mendapatkan kebaikan di akhirat 5. Mencintai apapun yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci Allah. Kiat-kiat dan amalan untuk membentuk qolbun salim; 1. Berdoa, di antaranya “allahumma ati nafsi taqwaaha wa zakkihaa” ya Allah berilah sifat takwa kepada jiwaku dan bersihkanlah ia 2. Belajar dengan ulama yang benar 3. Mencari komunitas yang baik, karena kebaikan akan menular 4. Banyak-banyak mengkaji ilmu tazkiyatun nafs setelah ilmu akidah. Karena cara membersihkan hati berbeda dengan yang lain. Buku-buku tazkiyah yang bagus dibaca seperti karya Ibnu Rajab, Ibnul Qoyyim dan Al-Gazali. 5. Menyibukkan diri dalam ketaatan. “Sibukkanlah dirimu dengan ketaatan agar tidak disibukkan setan dengan bisikannya” Ibnu Qoyyim. Oleh Ustad Umar Mita Editor Muhammad Nashir *Disampaikan di Aula Sekolah YP Al-Irsyad Surabaya, Ahad, 25 Maret 2018